Breaking News: Polisi Bubarkan Massa Aksi Depan DPR, Ricuh hingga Kebakaran Hebat!
Jakarta – Suasana di depan Gedung DPR/MPR RI mendadak mencekam. Aksi unjuk rasa gabungan buruh dan mahasiswa yang awalnya berjalan damai, berujung ricuh dan berakhir dengan kobaran api pada Senin (18/8) sore.
Aksi yang sejatinya dijadwalkan pada 28 Agustus 2025 itu dimajukan secara tiba-tiba oleh massa. Ribuan buruh bersama elemen mahasiswa tumpah ruah di depan gedung parlemen, menuntut kenaikan upah minimum tahun 2026 sebesar 8,5% hingga 10,5% serta enam poin aspirasi lain, mulai dari penghapusan outsourcing hingga revisi UU Pemilu 2029.
Presiden KSPI, Said Iqbal, dalam keterangan sebelumnya menyebut aksi ini sebagai bentuk perlawanan atas kebijakan yang dianggap merugikan pekerja. “Kenaikan upah minimum harus menjadi prioritas, dan pemerintah wajib mendengarkan suara buruh,” tegasnya.
Namun, situasi berubah panas jelang petang. Sekitar pukul 18.23 WIB, bentrokan tak terhindarkan. Polisi yang dikerahkan untuk mengamankan jalannya aksi akhirnya terpaksa menembakkan gas air mata dan membubarkan massa setelah sejumlah titik di sekitar area DPR terbakar.
Api menjalar cepat, membuat kepanikan di kalangan demonstran. Kepolisian menyebut insiden kebakaran dipicu ulah oknum yang memprovokasi massa di detik-detik terakhir aksi. Hingga kini, aparat masih melakukan penyelidikan terkait penyebab pasti kebakaran serta kemungkinan adanya korban.
Meski ricuh, buruh menegaskan akan tetap melanjutkan gelombang aksi serentak di 38 provinsi dan lebih dari 300 kabupaten/kota pada 28 Agustus mendatang, dengan prediksi diikuti ratusan ribu peserta.
Aksi hari ini menandai eskalasi ketegangan antara pemerintah, buruh, dan mahasiswa menjelang pembahasan upah minimum di Dewan Pengupahan pada September–Oktober mendatang. Situasi sekitar DPR malam ini masih dijaga ketat aparat keamanan.***Redaksi.